Sudah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk memahami makna berdialog dengan Alloh dan berdoa menjadi sarana penghubung antara manusia dengan Sang Pencipta.
Meskipun kita semua tahu bahwa Allah SWT tidak berbicara kepada kita secara langsung, tetapi Dia mendengar doa yang kita ucapkan, apa yang kita minta, apa yang kita syukuri, dan permintaan maaf atas apa yang kita lakukan.
Berbicaralah dengan Allah SWT melalui doa. Sesederhana itu untuk kita berbicara kepada-Nya. Dengan demikian, hal pertama yang dilakukan ketika ingin berkomunikasi dengan-nya, mulailah berbicara dan merasa Allah SWT begitu dekat.
Ketika kita berdoa, Allah SWT tidak secara langsung mengabulkan keinginan makhluk-Nya. Terkadang, Allah SWT menjawab doa seseorang tidak dengan cara yang diharapkan.
Lantas, apa yang harus dilakukan? Maka, yang dapat kamu lakukan adalah menerima untuk mendengar apa yang Allah SWT katakan kepada hamba-Nya. Sebab, berdoa adalah berbicara dan mendengarkan, tidak seperti percakapan antara dua manusia.
Allah SWT berfirman dalam QS. Asy-Syura ayat 51 yang artinya:
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”
Hati dan pikiran adalah alat utama untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Kita tidak mungkin bertemu Allah SWT secara fisik.
Namun, kita harus melatih kepekaan hati dan pikiran untuk berkomunikasi dengan-Nya. Kamu yang merasa bahwa keinginan tidak diijabah oleh Allah SWT, kamu salah. Sebab, Allah SWT selalu menjawab pertanyaan kita, baik yang diucapkan lisan maupun hati. Permasalahannya, hati dan pikiran kita kurang peka sehingga tidak mampu menangkap isyarat atau jawaban dari-Nya.
Bahkan, Allah SWT berfirman dalam QS. Qaf ayat 16 yang artinya:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
Berdasarkan ayat di atas, ini menandakan bahwa Allah SWT mengetahui keinginan dan motif terdalam manusia, bahkan lebih baik daripada manusia itu sendiri, dan bahwa Allah lebih mengetahui keadaan terdalam dari perasaan dan kesadaran daripada egonya sendiri.
Jadi, sederhananya berdialog dengan Alloh SWT adalah dengan berdoa. Meskipun Allah SWT tidak secara langsung menjawab doa kita, tetapi Dia senantiasa memberikan jawaban dan hasil yang terbaik untuk hamba-Nya. Selalu mengingat Allah SWT dalam keadaan apapun.
Sumber: kumparan.com
Ingin Mencoba Sistem Manajemen Pesantren?
Coba demo GRATIS di