Pesantren awalnya didirikan sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam untuk menyiapkan generasi baru untuk terus menyebarkan agama Islam. Namun, dalam menyesuaikan dengan perkembangan zaman pesantren saat ini menyediakan pendidikan alternatis seperti madrasah dan sekolah, tanpa mengurangi tradisi khas pesantren. Setiap orang tua pasti akan memertimbangan pesantren mana yang akan menjadi tujuan anaknya menuntut ilmu. Beberapa pertimbangan tersebut bisa mulai dari kurikulum pendidikannya, fasilitas yang dimiliki pesantren, ataupun kegiatan tambahan yang diadakan pesantren. Ada predikat pesantren-pesantren terbaik yang diberikan oleh masyarakat, seperti pesantren terbaik di Jawa Timur, pesantren terbaik di Jawa Barat, dan lain sebagainya. Berikut ini merupakan beberapa ringkasan pondok pesantren terbaik di Jawa Timur yang bisa menjadi pilihan orang tua. Pondok Pesantren Sidogiri Pondok Pesantren Sidogiri adalah lembaga pendidikan salaf yang fokus pada pembekalan akidah, syariah, dan akhlak ala Ahlussunnah wal Jamaah. Didirikan oleh Sayyid Sulaiman pada tahun 1745 M atau 1158 H dengan tujuan untuk mencetak santri menjadi ibadillah as-Shalihin. Sidogiri dibabat oleh seorang Sayyid dari Cirebon Jawa Barat bernama Sayyid Sulaiman. Beliau adalah keturunan Rasulullah dari marga Basyaiban. Sayyid Sulaiman membabat dan mendirikan pondok pesantren di Sidogiri dengan dibantu oleh Kiai Aminullah. Pesantren Sidogiri berlamat di PO BOX 22 Pasuruan 67101 Sidogiri Kraton Pasuruan Jatim. Pondok Pesantren Sidogiri memiliki Madrasah Miftahul Ulum yang merupakan pendidikan klasikal atau pendidikan madrasiyah. Madrasah Miftahul Ulum terbagi menjadi empat jenjang pendidikan, yakni tingkat Idadiyah, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Materi yang diajarkan di Madrasah Miftahul Ulum adalah pelajaran ilmu agama dengan menggunakan kitab-kitab karangan ulama salaf sebagai materi utama. Di kelas-kelas tertentu, ilmu sosial dan eksak tetap diajarkan sebagai pendukung ilmu-ilmu agama. Pondok Modern Darussalam Gontor Perjalanan panjang Pondok Modern Darussalam Gontor bermula pada abad ke-18. Pondok Tegalsari sebagai cikal bakal Pondok Modern Darussalam Gontor didirikan oleh Kyai Ageng Hasan Bashari. Perbaharuan sistem pendidikan di Gontor dan mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor pada tanggal 20 September 1926 bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345, dalam peringatan Maulid Nabi. Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor menekankan pada pembentukan pribadi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas. Kriteria atau sifat-sifat utama ini merupakan moto pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor. Sintesa Pondok Modern Darussalam Gontor bercermin pada lembaga-lembaga pendidikan internasional terkemuka. Para Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, pada awal pembangunan Pondok Gontor Baru telah mengkaji berbagai lembaga pendidikan terkenal dan maju di luar negeri, khususnya yang sesuai dengan sistem pondok pesantren. Pesantren Gontor memiliki jenjang pendidikan KMI dan Universitas. Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (KMI) adalah Lembaga pendidikan santri putra dan putri tingkat menengah, dengan masa belajar 6 atau 4 tahun, setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Pondok Pesantren Gontor beralamat di Ds. Gontor, Kec. Mlarak, Kab. Ponorogo, Prov. Jawa Timur, 63472. Baca Juga: Contoh Laporan Keuangan Sederhana: Panduan untuk Pemula Pondok Pesantren Lirboyo Lirboyo, adalah nama sebuah desa yang digunakan oleh KH Abdul Karim menjadi nama Pondok Pesantren. Terletak di barat Sungai Brantas, di lembah gunung Willis, Kota Kediri. Awal mula berdiri Pondok Pesantren Lirboyo berkaitan erat dengan kepindahan dan menetapnya KH Abdul Karim ke desa Lirboyo tahun 1910 M. Pondok Pesantren Lirboyo berkembang menjadi pusat studi Islam sejak puluhan tahun sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan dalam peristiwa-peristiwa kemerdekaan, Pondok Pesantren Lirboyo ikut berperan dalam pergerakan perjuangan dengan mengirimkan santri-santrinya ke medan perang seperti peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Sebagai Pusat pendidikan Islam, Pondok Pesantren Lirboyo mencetak generasi bangsa yang cerdas ruhaniyah, juga smart-intelektual, mumpuni dalam keberagaman bidang, juga keberagamaan Islam yang otentik. Pondok Pesantren Lirboyo memadukan antara tradisi yang mampu mengisi kemodernitasan dan terbukti telah melahirkan banyak tokoh-tokoh yang saleh keagamaan, sekaligus saleh sosial. Pondok Pesantren Langitan Dengan berpegang teguh pada kaidah “Al-Muhafadhotu Alal Qodimis Sholeh Wal Akhdu Bil Jadidil Ashlah (memelihara budaya-budaya klasik yang baik dan mengambil budaya-budaya yang baru yang konstruktif), maka Pondok Pesantren Langitan dalam perjalanannya qenantiasa melakukan upaya-upaya perbaikan dan kontektualisasi dalam merekonstruksi bangunan-bangunan sosio kultural, khususnya dalam hal pendidikan dan manajemen. Usaha-usaha ke arah pembaharuan dan modernisasi memang sebuah konsekuensi dari sebuah dunia yang modern. Namun Pondok Pesantren Langitan dalam hal ini mempunyai batasan-batasan yang kongkrit, pembaharuan dan modernisasi tidak boleh merubah atau mereduksi orientasi dan idealisme pesantren. Sehingga dengan demikian Pondok Pesantren Langitan tidak sampai terombang-ambing oleh derasnya arus globalisasi, namun justru sebaliknya dapat menempatkan diri dalam posisi yang strategis, dan bahkan kadang-kadang dianggap sebagai alternatif Pondok Pesantren Tebu Ireng Pada tanggal 26 Rabiul Awal 1317 H (bertepatan dengan tanggal 3 Agustus 1899 M.), Kiai Hasyim mendirikan sebuah bangunan kecil yang terbuat dari anyaman bambu (Jawa: tratak), berukuran 6 X 8 meter. Inilah awal mula dari pesantren Tebu Ireng. Pada awal berdirinya, materi pelajaran yang diajarkan di Tebuireng hanya berupa materi keagamaan dengan sistem sorogan dan bandongan. Namun seiring perkembangan waktu, sistem pengajaran secara bertahap dibenahi, diantaranya dengan menambah kelas musyawaroh sebagai kelas tertinggi, lalu pengenalan sistem klasikal (madrasah) tahun 1919, kemudian pendirian Madrasah Nidzamiyah yang di dalamnya diajarkan materi pengetahuan umum, tahun 1933. Akhir abad ke-20, Pesantren Tebuireng menambah beberapa unit pendidikan, seperti Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY, kini IKAHA). Bahkan unit-unit tersebut kini ditambah lagi dengan Madrasah Diniyah, Madrasah Mu’allimin, dan Ma’had Aly, disamping unit-unit penunjang lainnya seperti Unit Penerbitan Buku dan Majalah, Unit Koperasi, Unit Pengolahan Sampah, Poliklinik, Unit Penjamin Mutu, unit perpustakaan, dan lain sebagainya (akan dijelaskan kemudian). Semua unit tersebut (selain UNHASY), merupakan ikon dari eksistensi Pesantren Tebuireng sekarang. Pondok Pesantren Amanatul Ummah Visi dan miisi Pondok Pesantren Amanatul Ummah ialah terwujudnya manusia yang unggul, utuh dan berakhlaqul karimah guna kemulyaan dan kejayaan islam dan kaum muslimin, kemulyaan dan kejayaan seluruh bangsa Indonesia dan untuk terwujudnya cita-cita luhur kemerdekaan yaitu terwujudnya kesejahteraan dan tegaknya keadilan utamanya di negara Republik Indonesia. Jika kita memaknai visi secara Bahasa tentunya secara gambalang dan jelas bahwa Pesantren Amanatul Ummah menginginkan dan mewujudkan Negara Republik Indonesia yang masyarakatnya sejahtera, adil, dan makmur namun tidak sekedar itu harus diupayakan oleh manusia manusia yang beriman dan memiliki akhalaqul kharimah mereka meraka ialah santri santri sebagai generasi penerus bangsa. Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Pondok Pesantren Darussalam didirikan pada 15 Januari 1951 oleh KH. Mukhtar…
Selengkapnya