October 2023

You are here:
Eksistensi Pesantren Semakin Kuat
Eksistensi Pesantren Semakin Kuat

Eksistensi Pesantren Kuat dengan Undang-Undang Pada era reformasi ini eksistensi pesantren bersama dengan santrinya semakin kuat berdasarkan undang-undang. Hadirnya UU Nomor 18 Tahun 2019, eksitensi pesantren menjadi legal, kokoh, dan kuat setara dengan sekolah umum, sehingga alumni pesantren bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Pesantren dapat membuat program-program unggulan termasuk menyiapkan calon-calon ulama karena UU tentang pesantren ini meniscahayakan adanya dana abadi pesantren. Adapun Keppres dana abadi pesantren telah ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2021 silam. Pesantren juga memiliki sumber daya manusia yang sangat banyak dan unggulan. Jumlah pesantren di Indonesia tidak kurang dari 28 ribu pesantren, sedangkan jumlah santri dengan data yang berbeda-beda, tidak kurang mencapai 18 juta santri. Pesantren identik dengan lembaga pendidikan Islam atau madrasah. Dalam beberapa tahun terakhir, sekolah menengah atas yang terbaik di tingkat nasional ternyata bukan sekolah negeri dan bukan sekolah non Islam, tetapi Madrasah Aliyah Negeri (MAN), tepatnya MAN Insan Cendekia, Serpong. Baca Juga: Aplikasi Pesantren yang Dikelola secara Online Perkembangan Pesantren di Era Sekarang Masih ada pondok-pondok pesantren yang menganggap tidak baik keterbukaan informasi di era digital. Mereka, kata Barnas, memandang keterbukaan informasi sebagai hal yang negatif. Padahal perkembangan teknologi tidak hanya negatif, karena dampat positifnya pun sangat banyak.  Saat ini, pesantren tak hanya menjadi tempat santri untuk belajar mengaji dan menimba ilmu agama, tetapi pesantren juga menjadi sarana santri melek terhadap teknologi. Diperkirakan dalam 20 tahun ke depan berbagai jenis pekerjaan akan mengandalkan digitalisasi. Oleh karena itu, perlu perhatikan oleh pengelola pesantren untuk tetap mengenalkan santrinya dengan teknologi. Dengan mengenalkan teknologi, santri akan dapat mengikuti perkembangan zaman. Sehingga santri tidak terkaget-kaget jika lulus dari pesantren dan dapat menerapkan ilmu yang didapat di kehidupan nyata di luar pesantren.  Contohnya saat santri ingin menyebarkan ilmu kepada teman-teman sebaya yang berumur 20 tahunan. Maka media yang paling baik digunakan adalah media sosial. Tentu santri harus mengerti terlebih dahulu bagaimana cara menggunakan media sosial, bagaimana membuat konten yang menarik untuk orang berumur 20 tahunan. Atau contoh lainnya santri yang berada di pesisir dan harus melaut, informasi cuaca sangat penting. Santri tidak akan asal berangkat melaut, tanpa melihat kondisi cuaca saat itu. Itu tadi bukti eksistensi pesantren semakin kuat di era modern seperti sekarang ini. Semakin berkembangnya teknologi tidak menyurutkan eksistensi pesantren, karena lembaga pesantren dapat mengikuti perkembangan yang terjadi saat ini. Coba aplikasi manajemen pesantren secara GRATIS di  demo.epesantren.co.id Atau Hubungi admin kami di +62 857-0130-3000

Selengkapnya
Promo 23 Oktober – 31 Oktober 2023

You are here: Home Promo ePesantren Penawaran Spesial Hari Santri 23 Oktober – 31 Oktober 2023 Siapa yang terlewat kejutan special ePesantren kemarin? Jangan bersedih hati dulu. Masih ada kesempatan untuk mendapatkan penawaran special kami Dapatkan potongan harga Rp220.000,-/tahun/unit.Berlaku mulai tanggal 23 Oktober – 31 Oktober 2023 EXTRA BONUS– Migrasi Data– Pelatihan Online– Pendampingan 1 tahun– Unlimited user, santri, dan guru Mari Dukung Kemajuan Pesantren dengan Digitalisasi Sekarang Juga. NB:– Promo untuk Pelanggan Baru Hubungi admin kami di :Telp/WA : +62857-0130-3000IG l FB : @epesantrenWebsite : epesantren.co.id Dapatkan Promo Sekarang

Selengkapnya
Sejarah Hari Santri Nasional
Sejarah Hari Santri Nasional

Sejarah Hari Santri Nasional – Setiap tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri. Hal ini berawal dari usulan masyarakat pesantren sebagai momentum untuk mengingat, mengenang, dan meneladani kaum santri yang telah berjuang menegakkan kemerdekaan Indonesia.  Usulan tersebut pada mulanya menuai polemik, banyak yang setuju, ada pula yang menolaknya. Beragam alasan penolakan muncul, mulai dari kekhawatiran polarisasi, hingga ketakutan akan adanya perpecahan karena ketiadaan pengakuan bagi selain santri.  Namun, Presiden Joko Widodo pada akhirnya memutuskan untuk menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Hal itu dilakukan melalui penandatanganan Keputusan Presiden (Keppres)  Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri pada 15 Oktober 2015 silam.  Keputusan presiden tersebut didasari tiga pertimbangan. Pertama, ulama dan santri pondok pesantren memiliki peran besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta mengisi kemerdekaan.  Kedua, keputusan tersebut diambil untuk mengenang, meneladani, dan melanjutkan peran ulama dan santri dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa, perlu ditetapkan Hari Santri pada tanggal 22 Oktober.  Ketiga, tanggal 22 Oktober tersebut diperingati merujuk pada ditetapkannya seruan resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 1945. Hal ini diserukan oleh para santri dan ulama pondok pesantren dari berbagai penjuru Indonesia. Mewajibkan setiap muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan penjajah. Hal ini sejalan dengan tiga alasan pentingnya penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri yang disampaikan Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI). Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Ghofar Rozin. Ia menjelaskan bahwa tanggal tersebut mengingatkan pada Resolusi Jihad yang dicetuskan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Sebuah ketetapan yang menggerakkan massa untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.  Baca Juga: Aplikasi Pesantren yang Dikelola secara Online “Pertama, Hari Santri Nasional pada 22 Oktober, menjadi ingatan sejarah tentang Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari. Ini peristiwa penting yang menggerakkan santri, pemuda dan masyarakat untuk bergerak bersama, berjuang melawan pasukan kolonial, yang puncaknya pada 10 Nopember 1945,” ungkap Gus Rozien sebagaimana dilansir NU Online pada 19 September 2015.  Kedua, lanjutnya, jaringan santri telah terbukti konsisten menjaga perdamaian dan keseimbangan. Perjuangan para kiai jelas menjadi catatan sejarah yang strategis, bahkan sejak kesepakatan tentang darul islam (wilayah Islam) pada Muktamar Ke-11 NU di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.  “Sepuluh tahun berdirinya NU dan sembilan tahun sebelum kemerdekaan, kiai-santri sudah sadar pentingnya konsep negara yang memberi ruang bagi berbagai macam kelompok agar dapat hidup bersama. Ini konsep yang luar biasa,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Kajen, Pati, Jawa Tengah itu.  Berikutnya, ia menjelaskan bahwa pentingnya 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri karena kelompok santri dan kiai-kiai terbukti mengawal kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).  “Para kiai dan santri selaluh berada di garda depan untuk mengawal NKRI, memperjuangan Pancasila. Pada Muktamar NU di Situbondo, 1984, jelas sekali tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara. Bahwa NKRI sebagai bentuk final, harga mati yang tidak bisa dikompromikan,” jelas Gus Rozin.  Dengan demikian, Gus Rozin menambahkan, Hari Santri bukan lagi sebagai usulan ataupun permintaan dari kelompok pesantren. “Ini wujud dari hak negara dan pemimpin bangsa, memberikan penghormatan kepada sejarah pesantren, sejarah perjuangan para kiai dan santri. Kontribusi pesantren kepada negara ini, sudah tidak terhitung lagi,” tegas Rozin.  Pada mulanya, Hari Santri diusulkan oleh ratusan santri Pondok Pesantren Babussalam, Desa Banjarejo, Malang, Jawa Timur, Jumat, (27/6/2014), saat menerima kunjungan Joko Widodo sebagai calon presiden. Pada kesempatan tersebut, Jokowi menandatangani komitmennya untuk menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri. Ia pun menegaskan akan memperjuangkannya.  Namun, pada perkembangannya, PBNU mengusulkan agar 22 Oktober yang ditetapkan sebagai Hari Santri, bukan 1 Muharram. Hal itu dilatari peristiwa sejarah Resolusi Jihad. Di usia yang baru menginjak dua bulan merdeka, Indonesia kembali diserang oleh Sekutu yang hendak merebut kemerdekaan dari tangan bangsa Indonesia. Demi mempertahankannya, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad. Dikutip dari Fatwa dan Resolusi Jihad karya KH Ng Agus Sunyoto, fatwa tersebut berisi tiga poin penting, yakni sebagai berikut.  1. Hukum memerangi orang kafir yang merintangi kepada kemerdekaan kita sekarang ini adalah fardhu ain bagi tiap-tiap orang Islam yang mungkin, meskipun bagi orang fakir,  2. Hukum orang yang meninggal dalam peperangan melawan musuh (NICA) serta komplotan-komplotannya adalah mati syahid, dan  3. Hukum untuk orang yang memecah persatuan kita sekarang ini, wajib dibunuh. Sumber: https://www.nu.or.id/ ============================================================================ Untuk mencoba aplikasi epesantren.co.id secara GRATIS di demo.epesantren.co.id Atau Hubungi admin kami di +62 857-0130-3000

Selengkapnya
Promo Hari Santri

You are here: Home Promo ePesantren Penawaran Spesial Hari Santri 22.10 Wujudkan pengelolaan keuangan & administrasi pesantren digital dengan ePesantren 🏷 Berlangganan Hari Ini dan dapatkan Potongan Harga 22% EXTRA BONUS– Migrasi Data– Pelatihan Online– Pendampingan 1 tahun– Unlimited user, santri, dan guru Mari Dukung Kemajuan Pesantren dengan Digitalisasi Sekarang Juga! NB:– Promo untuk Pelanggan Baru Hubungi admin kami di :Telp/WA : +62857-0130-3000IG l FB : @epesantrenWebsite : https://epesantren.co.id/promo-hari-santri/ Dapatkan Promo Sekarang

Selengkapnya
Pondok Pesantren Terbaik di Jawa Timur
Pondok Pesantren Terbaik di Jawa Timur

Pesantren awalnya didirikan sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam untuk menyiapkan generasi baru untuk terus menyebarkan agama Islam. Namun, dalam menyesuaikan dengan perkembangan zaman pesantren saat ini menyediakan pendidikan alternatis seperti madrasah dan sekolah, tanpa mengurangi tradisi khas pesantren.  Setiap orang tua pasti akan memertimbangan pesantren mana yang akan menjadi tujuan anaknya menuntut ilmu. Beberapa pertimbangan tersebut bisa mulai dari kurikulum pendidikannya, fasilitas yang dimiliki pesantren, ataupun kegiatan tambahan yang diadakan pesantren. Ada predikat pesantren-pesantren terbaik yang diberikan oleh masyarakat, seperti pesantren terbaik di Jawa Timur, pesantren terbaik di Jawa Barat, dan lain sebagainya. Berikut ini merupakan beberapa ringkasan pondok pesantren terbaik di Jawa Timur yang bisa menjadi pilihan orang tua. Pondok Pesantren Sidogiri Pondok Pesantren Sidogiri adalah lembaga pendidikan salaf yang fokus pada pembekalan akidah, syariah, dan akhlak ala Ahlussunnah wal Jamaah. Didirikan oleh Sayyid Sulaiman pada tahun 1745 M atau 1158 H dengan tujuan untuk mencetak santri menjadi ibadillah as-Shalihin. Sidogiri dibabat oleh seorang Sayyid dari Cirebon Jawa Barat bernama Sayyid Sulaiman. Beliau adalah keturunan Rasulullah dari marga Basyaiban. Sayyid Sulaiman membabat dan mendirikan pondok pesantren di Sidogiri dengan dibantu oleh Kiai Aminullah. Pesantren Sidogiri berlamat di PO BOX 22 Pasuruan 67101 Sidogiri Kraton Pasuruan Jatim. Pondok Pesantren Sidogiri memiliki Madrasah Miftahul Ulum yang merupakan pendidikan klasikal atau pendidikan madrasiyah. Madrasah Miftahul Ulum terbagi menjadi empat jenjang pendidikan, yakni tingkat Idadiyah, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Materi yang diajarkan di Madrasah Miftahul Ulum adalah pelajaran ilmu agama dengan menggunakan kitab-kitab karangan ulama salaf sebagai materi utama. Di kelas-kelas tertentu, ilmu sosial dan eksak tetap diajarkan sebagai pendukung ilmu-ilmu agama. Pondok Modern Darussalam Gontor Perjalanan panjang Pondok Modern Darussalam Gontor bermula pada abad ke-18. Pondok Tegalsari sebagai cikal bakal Pondok Modern Darussalam Gontor didirikan oleh Kyai Ageng Hasan Bashari. Perbaharuan sistem pendidikan di Gontor dan mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor pada tanggal 20 September 1926 bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345, dalam peringatan Maulid Nabi. Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor menekankan pada pembentukan pribadi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas. Kriteria atau sifat-sifat utama ini merupakan moto pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor. Sintesa Pondok Modern Darussalam Gontor bercermin pada lembaga-lembaga pendidikan internasional terkemuka. Para Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, pada awal pembangunan Pondok Gontor Baru telah mengkaji berbagai lembaga pendidikan terkenal dan maju di luar negeri, khususnya yang sesuai dengan sistem pondok pesantren. Pesantren Gontor memiliki jenjang pendidikan KMI dan Universitas. Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (KMI) adalah Lembaga pendidikan santri putra dan putri tingkat menengah, dengan masa belajar 6 atau 4 tahun, setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Pondok Pesantren Gontor beralamat di Ds. Gontor, Kec. Mlarak, Kab. Ponorogo, Prov. Jawa Timur, 63472. Baca Juga: Contoh Laporan Keuangan Sederhana: Panduan untuk Pemula Pondok Pesantren Lirboyo Lirboyo, adalah nama sebuah desa yang digunakan oleh KH Abdul Karim menjadi nama Pondok Pesantren. Terletak di barat Sungai Brantas, di lembah gunung Willis, Kota Kediri. Awal mula berdiri Pondok Pesantren Lirboyo berkaitan erat dengan kepindahan dan menetapnya KH Abdul Karim ke desa Lirboyo tahun 1910 M. Pondok Pesantren Lirboyo berkembang menjadi pusat studi Islam sejak puluhan tahun sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan dalam peristiwa-peristiwa kemerdekaan, Pondok Pesantren Lirboyo ikut berperan dalam pergerakan perjuangan dengan mengirimkan santri-santrinya ke medan perang seperti peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Sebagai Pusat pendidikan Islam, Pondok Pesantren Lirboyo mencetak generasi bangsa yang cerdas ruhaniyah, juga smart-intelektual, mumpuni dalam keberagaman bidang, juga keberagamaan Islam yang otentik. Pondok Pesantren Lirboyo memadukan antara tradisi yang mampu mengisi kemodernitasan dan terbukti telah melahirkan banyak tokoh-tokoh yang saleh keagamaan, sekaligus saleh sosial. Pondok Pesantren Langitan Dengan berpegang teguh pada kaidah “Al-Muhafadhotu Alal Qodimis Sholeh Wal Akhdu Bil Jadidil Ashlah (memelihara budaya-budaya klasik yang baik dan mengambil budaya-budaya yang baru yang konstruktif), maka Pondok Pesantren Langitan dalam perjalanannya qenantiasa melakukan upaya-upaya perbaikan dan kontektualisasi dalam merekonstruksi bangunan-bangunan sosio kultural, khususnya dalam hal pendidikan dan manajemen. Usaha-usaha ke arah pembaharuan dan modernisasi memang sebuah konsekuensi dari sebuah dunia yang modern. Namun Pondok Pesantren Langitan dalam hal ini mempunyai batasan-batasan yang kongkrit, pembaharuan dan modernisasi tidak boleh merubah atau mereduksi orientasi dan idealisme pesantren. Sehingga dengan demikian Pondok Pesantren Langitan tidak sampai terombang-ambing oleh derasnya arus globalisasi, namun justru sebaliknya dapat menempatkan diri dalam posisi yang strategis, dan bahkan kadang-kadang dianggap sebagai alternatif Pondok Pesantren Tebu Ireng Pada tanggal 26 Rabiul Awal 1317 H (bertepatan dengan tanggal 3 Agustus 1899 M.), Kiai Hasyim mendirikan sebuah bangunan kecil yang terbuat dari anyaman bambu (Jawa: tratak), berukuran 6 X 8 meter. Inilah awal mula dari pesantren Tebu Ireng. Pada awal berdirinya, materi pelajaran yang diajarkan di Tebuireng hanya berupa materi keagamaan dengan sistem sorogan dan bandongan. Namun seiring perkembangan waktu, sistem pengajaran secara bertahap dibenahi, diantaranya dengan menambah kelas musyawaroh sebagai kelas tertinggi, lalu pengenalan sistem klasikal (madrasah) tahun 1919, kemudian pendirian Madrasah Nidzamiyah yang di dalamnya diajarkan materi pengetahuan umum, tahun 1933. Akhir abad ke-20, Pesantren Tebuireng menambah beberapa unit pendidikan, seperti Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY, kini IKAHA). Bahkan unit-unit tersebut kini ditambah lagi dengan Madrasah Diniyah, Madrasah Mu’allimin, dan Ma’had Aly, disamping unit-unit penunjang lainnya seperti Unit Penerbitan Buku dan Majalah, Unit Koperasi, Unit Pengolahan Sampah, Poliklinik, Unit Penjamin Mutu, unit perpustakaan, dan lain sebagainya (akan dijelaskan kemudian). Semua unit tersebut (selain UNHASY), merupakan ikon dari eksistensi Pesantren Tebuireng sekarang. Pondok Pesantren Amanatul Ummah Visi dan miisi Pondok Pesantren Amanatul Ummah ialah terwujudnya manusia yang unggul, utuh dan berakhlaqul karimah guna kemulyaan dan kejayaan islam dan kaum muslimin, kemulyaan dan kejayaan seluruh bangsa Indonesia dan untuk terwujudnya cita-cita luhur kemerdekaan yaitu terwujudnya kesejahteraan dan tegaknya keadilan utamanya di negara Republik Indonesia. Jika kita memaknai visi secara Bahasa tentunya secara gambalang dan jelas bahwa Pesantren Amanatul Ummah menginginkan dan mewujudkan Negara Republik Indonesia yang masyarakatnya sejahtera, adil, dan makmur namun tidak sekedar itu harus diupayakan oleh manusia manusia yang beriman dan memiliki akhalaqul kharimah mereka meraka ialah santri santri sebagai generasi penerus bangsa. Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Pondok Pesantren Darussalam didirikan pada 15 Januari 1951 oleh KH. Mukhtar…

Selengkapnya