MBS Mojokerto

MBS Mojokerto Optimalisasi Manajemen dengan ePesantren

Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan semakin pesat, tak terkecuali di lingkungan pesantren. Muhammadiyah Boarding School (MBS) Mojokerto, yang berlokasi di Jl. Raya Lajuk, Dusun Pojok, Lajuk, Kec. Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kualitas manajemennya dengan mengadopsi aplikasi ePesantren. Pada Jumat pagi, 5 Oktober 2024, tim kami mengunjungi MBS Mojokerto Digitalisasi Manajemen Pesantren MBS Mojokerto MBS Mojokerto merupakan lembaga pendidikan berbasis boarding yang menaungi siswa-siswi dari tingkat SD hingga SMA. Di sekolah ini, semua siswa tinggal di asrama dan menjalani kegiatan belajar serta pembinaan karakter secara intensif. Namun, pengelolaan yang melibatkan banyak aspek, seperti administrasi siswa, kegiatan harian, dan komunikasi dengan orang tua, menuntut adanya sistem yang terintegrasi. Ustadz Rozaq menjelaskan, “Aplikasi ePesantren sangat membantu kami dalam mengelola data siswa, absensi, serta memberikan kemudahan bagi orang tua untuk memantau perkembangan anak mereka secara langsung. Dengan sistem yang terpusat, semua informasi dapat diakses dengan mudah, kapan saja.” Dengan ePesantren, manajemen sekolah tidak lagi bergantung pada sistem manual yang rentan terjadi kesalahan dan keterlambatan. Segala sesuatu, mulai dari kehadiran siswa hingga jadwal kegiatan, dapat diakses dan diatur melalui satu platform. “Ini sangat efisien, baik bagi guru maupun staf administrasi. Kami bisa fokus pada hal-hal yang lebih penting, seperti pengembangan kurikulum dan kegiatan keagamaan,” tambah Ustadz Rozaq. Mempermudah Komunikasi Orang Tua dan Pesantren Salah satu keuntungan utama dari penggunaan ePesantren “Dengan ePesantren, orang tua bisa langsung melihat nilai-nilai akademik, absensi, bahkan kondisi kesehatan anak mereka. Tidak perlu menunggu laporan berkala dari sekolah, cukup buka aplikasi dan semua informasi sudah tersedia,” kata Ustadz Rozaq. Fitur ini sangat penting, terutama bagi pesantren yang murid-muridnya berasal dari berbagai daerah, bahkan luar pulau. Komunikasi yang cepat dan transparan menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan dan kenyamanan para orang tua. Inovasi di Bidang Pendidikan Islami Seiring dengan kemajuan teknologi, Ustadz Rozaq percaya bahwa pesantren harus beradaptasi tanpa kehilangan identitasnya sebagai lembaga pendidikan berbasis agama. “Kami mengajarkan nilai-nilai keislaman yang kuat, tapi di sisi lain kami juga harus terbuka terhadap inovasi. Dengan ePesantren, kami bisa melakukan keduanya—mempertahankan tradisi sambil tetap mengikuti perkembangan zaman.” MBS Mojokerto tak hanya fokus pada pendidikan akademik, tetapi juga pada pembinaan karakter dan spiritualitas santri. Setiap hari, santri mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari shalat berjamaah, kajian agama, hingga kegiatan sosial. Seluruh kegiatan tersebut kini dapat dipantau dan dikelola lebih efektif dengan bantuan aplikasi ePesantren. “Santri kami bukan hanya belajar di kelas, tetapi juga membangun disiplin dan kemandirian dalam kesehariannya di asrama. ePesantren membantu kami untuk memantau kegiatan ini dengan lebih baik,” tambah Ustadz Rozaq. Masa Depan Pendidikan MBS Mojokerto Dengan penggunaan ePesantren, MBS Mojokerto telah menunjukkan komitmen untuk terus berkembang dan berinovasi dalam meningkatkan mutu pendidikan mereka. Ustadz Rozaq optimis bahwa di masa depan, pesantren ini akan terus berbenah, tidak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga dari segi kurikulum dan fasilitas. Dengan mengadopsi teknologi ePesantren, Muhammadiyah Boarding School Mojokerto telah mengambil langkah maju dalam meningkatkan manajemen pendidikan mereka. Aplikasi ini tidak hanya mempermudah administrasi, tetapi juga membangun komunikasi yang lebih baik antara pesantren dan orang tua santri. MBS Mojokerto membuktikan bahwa pesantren modern dapat memadukan nilai-nilai Islami dengan teknologi, menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan efisien. Dalam beberapa tahun ke depan, inovasi seperti ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pesantren lainnya di Indonesia yang ingin berkembang tanpa meninggalkan jati diri keislaman mereka.