Proses Membuat Laporan Keuangan Pesantren
Membuat laporan keuangan pesantren hampir sama dengan laporan keuangan perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. Setidaknya ada 6 proses sebelum Anda membuat laporan keuangan pesantren bila menggunakan Excel atau Spreadsheet. Laporan Keuangan Pesantren dengan Excel Atau Spreadsheet 1. Mengklasifikasi, menggolongkan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi di pesantren. Langkah pertama dalam penyusunan laporan keuangan pesantren adalah mengklasifikasikan dan menggolong-golongkan setiap transaksi keuangan pesantren. Dasar penggolongan transaksi adalah pos-pos, account, atau rekening. Secara umum ada 5 jenis account dalam laporan keuangan adalah: Contohnya: Sebuah Pesantren setiap tanggal 25 mengeluarkan beban gaji guru dan karyawan sebesar Rp 50.000.000. Bagaimana cara mengklasifikan pengeluaran dana gaji ini? Transaksi keuangan ini diklasifikan dalam 2 (dua) pos/account/rekening laporan keuangan pesantren adalah: a. Account aset b. Account biaya atau beban. Baca Juga: Cegah Hilangnya Data Pesantren dengan Penyimpanan Cloud 2. Menganalisis pengaruh transaksi-transaksi itu terhadap pos-pos laporan keuangan. Tujuan proses analisis transaksi keuangan pesantren ini adalah untuk mengetahui pengaruh transaksi terhadap account-account tersebut. Apakah transaksi keuangan pesantren tersebut menaikan atau menurunkan nilai account? Contohnya: Analisis transaksi pengeluaran gaji guru dan karyawan terhadap akun yang terpengaruh. Akibat dari pengeluaran beban gaji guru dan karyawan adalah: 3. Mencatat proses 1 dan 2 ke dalam jurnal akuntansi. Setelah mengetahui analisis transaksi, selanjutnya catat ke dalam jurnal akuntansi seperti berikut: [Debit] Gaji Guru dan Karyawan ….. Rp 50.000.000 [Kredit] Kas ……… Rp 50.000.000 4. Memindahkan hasil pencatatan dari jurnal transaksi ke dalam buku besar. Pindahkan hasil catatan tersebut ke dalam buku besar dan sesuaikan dengan jenis akun. 5. Membuat daftar saldo, neraca saldo atau neraca percobaan (trial balance). Tujuan membuat daftar saldo, neraca saldo, atau neraca percobaan adalah untuk memeriksa kembali proses yang telah dilakukan sebelumnya. Indikasi kebenaran proses yang sudah dilakukan adalah dengan memeriksa kesimbangan antara debit dan kredit neraca saldo. Bila jumlah sisi debit dan sisi kredit sudah balance, maka sudah benar. Sehingga kita melanjutkan proses penyusunan laporan keuangan untuk pesantren selanjutnya. Jika berbeda, biasanya masih ada kesalahan dalam proses sebelumnya. Maka harus dicari dan ditelusuri sampai ketemu kesalahannya. 6. Membuat proses penyesuaian terhadap pos-pos tertentu laporan keuangan. Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk melakukan proses penyesuaian terhadap pos-pos tertentu laporan keuangan (report and financial statement for school). Alasan utama melakukan proses penyesuaian dengan membuat jurnal penyesuaian adalah agar laporan keuangan yang dihasilkan benar-benar menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Bila tidak dilakukan proses penyesuaian, bisa jadi laba terlalu besar atau terlalu kecil karena ada komponen laporan keuangan lain yang tidak mencerminkan kondisi sebenarnya. Setelah melalui 6 proses di atas, baru Anda bisa membuat laporan keuangan pesantren. Sumber : manajemenkeuangan.net Cara membuat laporan keuangan pesantren dengan ePesantren Bila Anda merasa cara diatas rumit, Anda dapat mencoba membuat laporan keuangan menggunakan aplikasi ePesantren cek selengkapnya di epesantren.co.id Tidak perlu repot untuk mengikuti 6 proses sebelum membuat laporan keuangan. Dengan menggunakan modul laporan, semua laporan keuangan mulai dari laporan jurnal, kas, unit pos, dan neraca dapat dilakukan dengan mudah. Anda cukup memilih laporan berbentuk pdf atau excel dan laporan telah siap dilaporkan. Segera coba demo GRATIS-nya di demo.epesantren.co.id atau Hubungi Admin Kami di 0857-0130-3000
Selengkapnya